Asal usul alam semesta menurut al-quran, penjelasan tentang teori big bang dan bentuk bumi

Belakangan, banyak para akademisi dan ahli di berbagai belahan dunia yang tersadarkan dan akhirnya masuk islam. Hati mereka terketuk dan menjadu malu tatkala fakta ilmiah bidang yang ditekuninya telah ada dalam al-quran yang diturunkan sejak ratusan tahun yang lalu.

Al-quran kemudian ramai-ramai ditelaah di berbagai bidang, sebut saja mengenai astronimo, fisika, bahkan biologi. Termasuk bagaimana alam semesta ini diciptakan, manusia diciptakan, hingga struktur dari atmosfir.

Menerima suatu kebenaran adalah kehendak hati. Tapi bagaimana bila hati telah tertutup oleh kesombongan sehingga mengabaikan kebenaran? Berikut ini adalah beberapa bukti keotentikan al-quran tentang alam semesta :

اللَّهُ الَّذِي خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ وَمَا بَيْنَهُمَا فِي سِتَّةِ أَيَّامٍ ثُمَّ اسْتَوَىٰ عَلَى الْعَرْشِ ۖ مَا لَكُمْ مِنْ دُونِهِ مِنْ وَلِيٍّ وَلَا شَفِيعٍ ۚ أَفَلَا تَتَذَكَّرُونَ

"Allah lah yang menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya dalam enam masa, kemudian dia bersemayam dia atas Arsy. Tidak ada bagi kamu selain dari pada nya seorang penolong pun dan tidak pula sesorang pemberi syafa'at. Maka apakah kamu tidak memperhatikan?" (QS. as-Sajdah: 4).

Awal Mula Penciptaan Alama Semesta (Teori BIG BANG)

Para astrofisikawan menjelaskan tentang teori terciptanya alam semesta yang dikenal dengan istilah "Big Bang" dan telah diterima oleh masyarakat luas. Teori ini juga didukung oleh data-data yang dikumpulkan berdasarkan pengamatan dan eksperimen oleh para astronom dan astrofisikawan selama beberapa dekade.

Menurut teori big bang, seluruh alam semesta ini pada awalnya adalah sebuah kesatuan massa besar (Nebula Utama). Kemudian terjadilah ledakan besar (big bang) yang sangat dahsyat yang menghasilkan terbentuknya galaksi. Peristiwa ini disebut juga dengan istilah pemisahan sekunder yang membentuk susunan benda-benda ruang angkasa, seperti bintang, planet, matahari, bulan, dan lain-lain.

Beberapa pendapat lain yang menyebutkan asal mula terbentuknya alam semesta dengan kemungkinan yang begitu unik dan terjadi secara kebetulan adalah sebuah omong kosong saja.

Dalam hal ini, harun yahya memaparkan bahwa ada beberapa astronom yang berusaha menentang teori Big Bang ini. Mereka cenderung memihak pada konsep materialisme, dengan beberapa teori, yang salah satunya disebut dengan istilah 'Keadaan-Stabil'. Teori ini mengemukakan bahwa alam semesta ini tanpa batas, baik dimensi maupun waktu. Menurut teori ini, saat alam semesta ini mengembang, maka materi-materi baru akan terus bermunculan dengan sendirinya dengan jumlah yang tepat sehingga keadaan alam semesta ini tetap stabil. Dan materi ini sudah ada sejak waktu yang tidak bisa ditentukan. Teori ini tentu sangat bertentangan dengan teori Big Bang.
Menurut teori big bang, seluruh alam semesta ini pada awalnya adalah sebuah kesatuan massa besar (Nebula Utama). Gambar diatas menunjukkan konsep pengembangan alam semesta, di mana ruang (termasuk bagian tak teramati alam semesta) diwakili oleh potongan-potongan lingkaran seiring dengan berjalannya waktu.

أَوَلَمْ يَرَ الَّذِينَ كَفَرُوا أَنَّ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ كَانَتَا رَتْقًا فَفَتَقْنَاهُمَا ۖ وَجَعَلْنَا مِنَ الْمَاءِ كُلَّ شَيْءٍ حَيٍّ ۖ أَفَلَا يُؤْمِنُونَ

"Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian kami pisahkan antara keduanya. Dan dari air kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman?" (QS. al-Anbiyaa: 30).

Bukti ilmiah adanya ledakan besar sesuai teori Big Bang telah dipaparkan oleh NASA. Pada tahun 1989, George Smoot bersama tim NASA meluncurkan satelit untuk meneliti asal mula alam semesta. Melalui instrumen sensitif yang disebut COBE (Cosmic Background Emission Explorer), penelitian itu mengungkapkan bahwa terdapat sisa-sisa ledakan besar alam semesta dalam bentuk rapat dan panas. Dari hasil penelitian itu, sebagian besar ilmuwan mulai memercayai teori Big Bang.

Bukti lain kebenaran teori big bang adalah berhasil ditemukannya jumlah relatif hidrogen dan helium di alam semesta. Hasil penelitian yang dilakukan mengungkap bahwa campuran unsur hidrogen dan helium di alam semesta sesuai dengan perhitungan teoritis jika terjadi ledakan besar. Hasil perhitungan ini tentu berbeda jika menggunakan teori keadaan-stabil, di mana seharusnya semua hidrogen sudah habis terbakar menjadi helium (saat memunculkan materi-materi baru) karena menurut teori tersebut alam semesta ini tidak memiliki permulaan.

Dari berbagai fakta ilmiah, akhirnya teori big bang mendapatkan persetujuan dunia ilmiah. Dan dalam sebuah artikel yang dimuat pada Oktober 1994, Scientific American menuliskan bahwa teori big bang adalah satu-satunya teori yang dapat menjelaskan asal mula alam semeta dan pengembangan-pengembangan lainnya.


Jauh sebelum manusia berteori tentang terciptanya alam semesta, al-Qur'an telah menjelaskannya :

أَوَلَمْ يَرَ الَّذِينَ كَفَرُوا أَنَّ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ كَانَتَا رَتْقًا فَفَتَقْنَاهُمَا ۖ وَجَعَلْنَا مِنَ الْمَاءِ كُلَّ شَيْءٍ حَيٍّ ۖ أَفَلَا يُؤْمِنُونَ


"Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian kami pisahkan antara keduanya. Dan dari air kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman?" (QS. al-Anbiyaa: 30).

Dari ayat diatas, terlihat jelas kesesuaian antara ayat al-quran dan teori big bang. Persamaan keduanya tidak bisa dihindari.

Disebutkan bahwa kata ratk dalam bahasa Arab merujuk sebagai sesuatu yang padu, bercampur, atau bersatu. Kata itu digunakan untuk menyebut dua zat yang berbeda yang bercampur menjadi satu. Kalimat "kami pisahkan" merupakan terjemahan dari kata kerja bahasa Arab, yaitu fatk yang berarti terjadi pemisahan dari struktur ratk. Jadi menurut ayat ini, langit dan bumi pada awalnya bersatu (ratk), kemudian dipisahkan (fatk).

Lalu pertanyaan adalah, bagaimana mungkin sebuah kitab yang pertama kali turun di padang pasir Arabia 1.400 tahun yang lalu mengandung kebenaran ilmiah yang mendalam? Padahal saat itu belum ada penelitian tentang asal mula alam semesta, sementara al-Qur'an sudah memuatnya.

Gas Besar Sebelum Terciptanya Galaksi

Para ilmuwan mengatakan bahwa sebelum galaksi di alam semesta terbentuk, terdapat materi gas besar dalam bentuk gumpalan awan. Singkatnya materi gas besar berbentuk awan ini telah ada sebelum galaksi terbentuk.

Sebenarnya untuk menjelaskan materi awal ini, istilah 'asap' lebih tepat daripada gas. Berikut ayat al-quran yang mengacu pada keadaan ini. kata 'dhukhan' yang berarti asap sebagai asal mula alam semesta.

ثُمَّ اسْتَوَىٰ إِلَى السَّمَاءِ وَهِيَ دُخَانٌ فَقَالَ لَهَا وَلِلْأَرْضِ ائْتِيَا طَوْعًا أَوْ كَرْهًا قَالَتَا أَتَيْنَا طَائِعِينَ



"Kemudian dia menuju kepada penciptaan langit dan langit itu masih merupakan asap, lalu Dia berkata kepadanya dan kepada bumi: 'Datanglah kamu keduanya menurut perintah-ku dengan suka hati atau terpaksa, 'Keduanya menjawah: 'Kami datang dengan suka hati.''' (QS. al-Fushilat:11).

Sekali lagi, fakta ini sesuai dengan teori Big Bang yang sebelumnya tidak dikenal oleh bangsa Arab pada masa Nabi Muhammad (saw). Lalu pertanyaannya adalah apa yang menjadi sumber pengetahuan ini?

Bentuk Bumi BULAT

Pada masa lalu, banyak orang yang percaya bahwa bentuk bumi itu datar. Selama berabad-abad, orang-orang enggan untuk menjelajah bumi terlalu jauh, karena mereka takut jatuh dari tepian bumi. Sir Francis Drake adalah orang pertama yang membuktikan bahwa bumi itu bulat ketika ia berlayar pada tahun 1597. Perhatikan ayat-ayat al-quran berikut tentang silih bergantinya siang dan malam :

أَلَمْ تَرَ أَنَّ اللَّهَ يُولِجُ اللَّيْلَ فِي النَّهَارِ وَيُولِجُ النَّهَارَ فِي اللَّيْلِ وَسَخَّرَ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ كُلٌّ يَجْرِي إِلَىٰ أَجَلٍ مُسَمًّى وَأَنَّ اللَّهَ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ


"Tidakkah kamu memerhatikan, bahwa sesungguhnya Allah memasukkan malam kedalam siang dan memasukkan siang ke dalam malam dan Dia tundukkan matahari dan bulan masing-masing berjalan sampai kepada waktu yang ditentukan, dan sesungguhnya Allah maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan." (QS. Luqman:29).

Dari ayat diatas kata memasukkan bisa di artikan bahwa terjadi perubahan bertahap dan perlahan-lahan dari malam menjadi siang, dan sebaliknya. Dan fenomena ini hanya bisa terjadi apabila bumi itu bulat. Sebab jika bumi itu datar, maka tentu akan ada perubahan yang drastis (mendadak) dari malam ke siang dan dari siang ke malam.

ثُمَّ اسْتَوَىٰ إِلَى السَّمَاءِ وَهِيَ دُخَانٌ فَقَالَ لَهَا وَلِلْأَرْضِ ائْتِيَا طَوْعًا أَوْ كَرْهًا قَالَتَا أَتَيْنَا طَائِعِينَ

"Kemudian Dia menuju kepada penciptaan langit dan langit itu masih merupakan asap, lalu dia berkata kepadanya dan kepada bumi: 'Datanglah kamu keduanya menurut perintah-Ku dengan suka hati atau terpaksa.' Keduanya menjawab: 'Kami datang dengan suka hati.'" (QS. al-Fushilat: 11).

Menurut ilmuwan, sebelum galaksi di alam semesta terbentuk, terdapat materi gas besar dalam bentuk gumpalan awan. Penjelasan yang lebih tepat dari materi awal ini sebenarnya 'asap'.

Al-quran juga telah menyinggung bentuk bumi yang bulat melalui ayat berikut:

خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ بِالْحَقِّ ۖ يُكَوِّرُ اللَّيْلَ عَلَى النَّهَارِ وَيُكَوِّرُ النَّهَارَ عَلَى اللَّيْلِ ۖ وَسَخَّرَ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ ۖ كُلٌّ يَجْرِي لِأَجَلٍ مُسَمًّى ۗ أَلَا هُوَ الْعَزِيزُ الْغَفَّارُ

"Dia menciptakan langit dan bumi dengan (tujuan) yang benar; Dia menutupkan malam atas siang dan menutupkan siang atas malam dan menundukkan matahari dan bulan, masing-masing berjalan menurut waktu yang ditentukan. Ingatlah Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Pengampun." (QS. az-Zumar: 5).

Pada ayat di atas, kata dalam bahasa Arab yang digunakan adalah Kawwara, yang bermakna 'tumpang tindih' atau 'melingkar', seperti gulungan kain sorban di kepala. Peristiwa tumpang tindih atau melingkar silih bergantinya siang dan malam hanya dapat terjadi jika bumi berbentuk bulat.

Sebenarnya bentuk bumi tidak persis bulat seperti bola tetapi agak bulat (geo-spherical), yakni terdapat kutubnya yang diratakan. Ayat al-quran berikut menjelaskan bentuk bumi:

وَالْأَرْضَ بَعْدَ ذَٰلِكَ دَحَاهَا

"Dan bumi sesudah itu dihamparkan-Nya." (QS. as-Naziat: 30).

Pada ayat di atas, kata 'Dahaha' dalam bahasa Arab berarti telur burung unta. Jadi bentuk bumi sesungguhnya menyerupai telur burung unta (geo-spherical). Demikianlah gambaran yang benar bentuk bumi menurut al-quran, yang membantah pendapat bahwa bumi itu datar.

http://www.twcenter.net

Kata 'dahaha' yang berarti 'dihamparkan' dalam bahasa Arab berarti telur burung unta. Jadi bentuk bumi sesungguhnya menyerupai telur burung unta (geo-spherical).

Sir Francis Drake adalah orang pertama yang membuktikan bahwa bumi ini bulat ketika ia berlayar pada tahun 1597.

Bersambung...

Belum ada Komentar untuk "Asal usul alam semesta menurut al-quran, penjelasan tentang teori big bang dan bentuk bumi"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel