Konspirasi Pembunuhan Khalifah Umar Bin Khattab dan Utsman Bin Affan
Naiknya seorang pemarah ke tampuk kekuasaan Islam (Abu Bakar)
![]() |
Umar Bin Khattab via (konsultasisyariah.com) |
Umar adalah seorang pendukung setia Abu Bakar. Bahkan, ia menolak untuk di calonkan sebagai khalifah pertama oleh Abu Bakar. Meskipun sempat terjadi ketidak sepahaman, namun Umar selalu berdiri di belakang Abu Bakar atas setiap keputusannya. Atas kesetiannya, Abu Bakar mengatakan bahwa ia mencintai Umar lebih kepada orang lainnya.
Kecintaan Abu Bakar ini lah yang menjadi alasan bagi Abu Bakar untuk membuat surat wasiat pergantian kepemimpinan kepada Umar. Banyak orang meyakini bahwa pola kepemimpian Abu dan Umar adalah satu paket yang saling melengkapi. Abu Bakar yang dianggap lemah lembut dilengkapi (disempurnakan) oleh watak keras Umar.
Penunjukkan kepemimpinan kepada Umar bukannya tanpa pertentangan. Abu bakar meminta pendapat dari dua orang petinggi Quraisy, Abdurrahman Bin Auf dan Utsman Bin Affan.
"Umar itu orang yang mudah marah," kata Abdurrahman.
"Watak Umar itu lebih baik dari penampilannya," pendapat Utsman.
Abu Bakar tak bergeming, ia tetap mewasiatkan ke khalifahan kepada Umar.
Konspirasi Pembunuhan Umar
Sejarah mencatat bahwa Umar ditusuk sebanyak 6 kali (ada yang mengatakan 12 kali) oleh Abu Lu'lu. Riwayat mengenai hal ini dicatat oleh Mas'udi (Tarikh Al-Madinah Al-Munawwarah), bahwa seorang tukang cat, pandai besi, dan tukang kau, Abu Lu'lu pernah mendatangi umar dan mengeluhkan mengapa pajak yang dibebankan kepadanya sangat besar.
Ketika Umar mengetahui pekerjaan nya maka Umar mengatakan bahwa jumlah pajak itu tidaklah banyak untuk ukuran pekerjaan nya. Bahkan, Umar memintanya untuk membangun sebuah tempat penggilingan. Abu Lu'lu yang kesal menjawab dengan sinis bahwa ia akan membangun sebuah tempat penggilingan yang sangat hebat sehingga akan menjadi pembicaraan orang banyak.
Faktanya, tiga hari kemudian, Abu Lu'lu mendatangi Umar saat Shubuh di sebuah masjid dan menghadiahi Umar dengan tusukan-tusukan yang merenggut nyawa nya. Namun uniknya, setelah melakukan penusukan, Abu Lu'lu pun menikam dirinya dengan sebilah pedang.
Sang pembunuh, Abu Lu'lu telah di anggap sebagai sebuah fakta sejarah yang diriwayatkan dalam kisah-kisah pemerintahan khalifah. Namun yang masih menyisakan pertanyaan adalah, "Benarkah hanya alasan kekecewaan mengenai masalah pajak yang menyebabkan Abu Lu'lu tega menghabisi Umar dan dirinya sendiri? Beberapa pendapat berkembang berdasarkan motif-motif yang dapat ditangkap dalam kisah-kisah yang menceritakan mengenai masa pemerintahan Umar.
a) Ka'b Ahbar, seorang Yahudi
Orang ini adalah seseorang yang datang menemui Umar, tepat setelah pertangkaran antara Umar dengan Abu Lu'lu (yang juga seorang Yahudi).
Setelah Abu Lu'lu mengancam Umar, datanglah Ka'b menemui khalifah dan berkata, "Buatlah wasiatmu! Engkau akan meninggal tiga hari dari sekarang." Ramalan ini dikaitkan dengan visi yang dilihat oleh Ka'b dalam Taurat yang menggambarkan kematian Umar (meskipun pada kitab Taurat sendiri tidak ditemukan kalimat yang menjelaskan nya). Dan tepat tiga hari setelah ramalan itu, Abu Lu'lu menikam Umar hingga tewas.
Kisah ini seolah-olah memberikan kesan bahwa ramalan Ka'b si Yahudi, benar adanya. Namun, para penelitian Sunni moderat menganggap kisah ini telah dipalsukan dengan tujuan untuk mengesankan bahwa ramalan orang-orang Yahudi adalah benar pemenuhannya.
Mereka meyakini bahwa sebenarnya Ka'b adalah konspirator yang memanfaatkan (rekayasa?) kemarahan Abu Lu'lu (atau juga kemarahandan kekecewaan atas pajak) dengan tujuan untuk membunuh Umar.
b) Orang-orang Islam yang tidak menyukai ketegasan Umar
Tak disangkal bahwa pada masa Umar-lah Islam mencapai puncak kejayaannya. Penaklukan Islam semakin luas. Rakyat cinta dengan kesederhanaan dan keadilan nya. Pada masanya, sulit sekali mencari orang miskin yang terlantar.
Namun demikian, Umar tetap manusia biasa. Ia memiliki karakter yang sangat tegas dan tidak pandang bulu dalam memberi hukuman. Ia menyadari bahwa orang-orang Arab Badui yang dipimpin nya adalah masyarakat berwatak keras kepala dan mudah terjerumus. Karena nya, Umar cenderung sangat tegas dalam pola kepemimpinan nya.
Ia sangat adil dalam memberi hukuman. Ia pernah memukul putranya sendiri karena telah berlaku sombong dengan mengenakan pakaian yang sangat indah. Padahal, Umar sendiri mengajarkan kesederhanaan kepada rakyatnya. Umar juga pernah memukul anak nya karena ketahuan minum khamer (minuman keras).
Tak hanya itu, para wanita juga takut berpapasan dengan Umar di pasar. Sebab, aroma minyak wangi mereka yang merebak dapat menggoda para laki-laki di pasar (yang berlawanan dengan syariat mengenai tata cara wanita berhias). Perlakuan nya yang dianggap kasar itulah yang membangkitkan kebencian dan ketidakpuasan pada sebagian masyarakat.
Motif sebagai konspirator pembunuhan dari rakyat yang kecewa ini semakin memiliki landasan yang kuat ketika ada satu riwayat mengatakan bahwa Umar pernah mengutus Ibnu Abbas kepada rakyat yang tidak puas kepadanya dan menanyakan apakah mereka berniat untuk membunuh nya.
Misteri Pembunuh Utsman Bin Affan
![]() |
Utsman Bin Affan (www.bacaanmadani.com) |
Berbagai Motif Pembunuhan Utsman Bin Affan
Dari berbagai nama yang muncul di permukaan sebagai calon pengganti Umar Bin Khattab, terdapat dua nama yang paling menonjol, yaitu Imam Ali dari Bani Hasyim (Suku Asal Rasulullah SAW) dan Utsman dari bani Umayyah. Dukungan yang besar dari orang-orang quraisy, latar belakang nya sebagai sahabat terdekat Rasulullah SAW, ditambah perilaku nya yang mulia, mampu menjadikan utsman sebagai calon pengganti Umar pada kemudian hari.
Utsman Bin Affan, khalifah islam ketiga, dibunuh saat senja pada jumat, 18 Dzulhijjah, tahun 35 H setelah selama 40 hari istananya dikepung oleh sahabat-sahabat lain yang berseberangan dengan kebijakan-kebijakan Utsman yang dipandang kontroversial, kebijakan itu antara lain:
1. Penyeragaman Mushaf
Utsman memerintahkan penyeragaman mushaf (susunan dan tata bahasa) Al-Quran. Sebab, pada masa itu masing-masing suku diketahui melakukan penyusunan nya sendiri-sendiri sehingga ditakutkan terjadi perbedaan penafsiran.
Ketersinggungan para pemuka suku adalah karena utsman kemudian mengumpulkan dan membakar mushaf mushaf yang berbeda. Terlebih, Utsman diketahui tidak melakukan konsultasi terlebih dahulu dengan para pemuka suku yang dianggap ahli mengenai hal ini. Padahal yang dilakukan Utsman untuk mencegah perpecahan di antara umat islam akibat adanya perbedaan dalam menafsirkan kitab suci warisan Rasulullah SAW.
2. Dianggap melakukan praktik Nepotisme
Utsman dituduh telah melakukan praktik nepotisme dengan menempatkan beberapa kerabatnya dari bani Umayyah untuk menduduki jabatan-jabatan penting di pemerintahan Islam.
Perdebatan Mengenai Pencetus Pembunuhan Utsman
Sulit untuk menentukan siapakah yang berada di balik pembunuhan Utsman. Bisa jadi, ini spontanitas orang-orang yang kecewa. Namun, banyak juga percaya bahwa pengepungan yang berakhir kepada pembunuhan itu telah digerakkan oleh seseorang atau satu kelompok. Kaum Sunni percaya bahwa kaum Syiah telah menyiarkan kabar yang menuduhkan dalang pembunuhan kepada para sahabat Rasulullah SAW.
Dari berbagai literatur sejarah kekhalifahan (kepemimpinan), beberapa nama dikait-kaitkan sebagai orang-orang yang tidak menyukai kepemimpinan utsman. Bagi beberapa pihak, ketidaksukaan tersebut dijadikan dasar tuduhan yang menjadi alibi pembunuhan Utsman.
Tetapi, apakah karena itu mereka layak dicap sebagai inisiator pembunuhan Utsman? Entahlah. sebab, hal ini terus-menerus menjadi perdebatan panjang, utama nya antara kalangan sunni dan syiah. Setidaknya, disebutkan ada delapan puluh nama sahabat yang dipandang sebagai oposisi Utsman.
Namun demikian, terdapat pertimbangan bahwa semua nama itu tidak yakin pada pembunuhan Utsman dan tidak pula mereka percaya bahwa perbuatan itu dianjurkan. Berikut ini, dua diantara delapan puluh nama tersebut :
1. Thalhah Bin Abdillah.
Dipandang sebagai musuh utama Utsman dan seorang sahabat yang paling kasar dalam memperlakukan Utsman. Dalam sebuah riwayat, Marwan bin hakan yang selalu mendampingi Thalhah dalam perang Jamal, membunuh Thalhah dengan anak panah untuk membalaskan dendam Utsman.
Thalhah juga diriwayatkan sebagai penjaga rumah yang menghalangi pengiriman makanan dan minuman bagi Utsman yang dikepung selama 40 hari. Dalam riwayat tersebut, Utsman mengeluhkan bahwa Thalhah telah membunuhnya dengan rasa haus. Padahal, Utsman merasa akan lebih terhormat apabila pedanglah yang membunuh nya.
2. Imam Ali.
Ia merupakan keturunan bani Hasyim (suku Rasulullah SAW) yang juga lawan politik Utsman. Ketidak sukaan Imam Ali pada kepemimpinan Utsman bermula ketika Utsman membebaskan Ubaidillah bin Umar karena telah membunuh Hurmuzan, istri dan putri Abu Lu'lu. Imam ali bahkan berkata kepada Utsman, "Kau akan di cabik-cabik pada hari akhir karena Hurmuzan."
Imam ali pun pernah menegur keras Utsman yang dianggap membiarkan para pejabatnya melakukan praktik KKN (Korupsi, Kolusi, Nepotisme) di pemerintahan. "TIdakkah kau ingin menghentikan apa yang tengah dilakukan bani Umayyah kepada harga diri dan kekayaan umat islam? Aku bersumpah, jika salah satu pejabatmu menindas penduduk hingga tenggelam nya matahari, kau akan turut juga menanggung dosa nya!"
Namun demikian, imam Ali dalam banyak riwayat menolak bahwa ia menganjurkan pembunuhan kepada Utsman, "Jika aku tahu bahwa bani Umayyah percaya pada sesuatu melalui sumpah, aku akan bersumpah kepada Hajar Aswad dan kedudukan Ibrahim, bahwa aku tidak membunuh Utsman."
Dalam riwayat lain ia mengatakan, "Aku tidak membunuh Utsman, tidak pula aku memerintahkan untuk membunuhnya."
Belum ada Komentar untuk "Konspirasi Pembunuhan Khalifah Umar Bin Khattab dan Utsman Bin Affan"
Posting Komentar