Skandal pembunuhan Khalifah Ali bin Abi Thalib
Keadilan Imam Ali
Imam Ali dibai'at sebagai khalifah menggantikan Utsman bin Affan yang dibunuh. Satu hal yang menonjol dalam kepemimpinan nya (yang diduga menjadi kebencian pada sebagian orang-orang Arab) adalah keadilannya dalam memperlakukan rakyatnya. Ia menghapuskan sistem kasta.
Ketika memberikan santunan, ia tidak membedakan apakah orang yang menerimanya adalah orang Arab atau non Arab, keluarga atau bukan, bani Hasyim (suku asal Ali), atau suku lain. Ali mengatakan, "Aku membaca al-quran, lalu aku pikirkan, di sana aku dapati tidak ada perbedaan kasta, tidak ada perbedaan apa pun meski sesayap nyamuk sekalipun antara keturunan Ismail maupun Ishak.".
Ali juga mampu menyeimbangkan kehidupan sosial dan ekonomi yang sempat kacau-balau pada akhir masa jabatan Utsman bin Affan karena adanya gejolak politik yang hebat.
Motif penikaman Ali
Berbagai riwayat mengisahkan bahwa Ali bin Abi Thalib atau yang biasa dipanggil sebagai Imam Ali mati syahid pada 21 Ramadhan 40 H, setelah ditikam pedang beracun oleh Abdurrahman bin Muljam. Dalam kisah tersebut diriwayatkan, Ali dibunuh ketika sedang shalat (ada yang mengatakan persisnya ketika sedang bersujud). Banyak yang percaya bahwa Abdurrahman memiliki motif-motif tertentu. Lalu, ada seseorang yang memprovokasinya (mempengaruhinya) untuk melakukan pembunuhan itu. Di antara mereka yang diduga sebagai dalang nya adalah:
1. Abdurrahman Bin Muljam
Menurut riwayat Ibnu Sa'ad, ketika Abdurrahman bin Muljam (yang merupakan khawarij, penentang kekhalifahan Ali) pergi ke Kuffah, ia bertemu seorang wanita, Qutsman binti Syajannah bin Adi yang ayah dan saudara-saudara nya terbunuh dalam perang Nahrawan. Sebagi mas kawin, sang gadis meminta uang sebanyak 3000 dinar dan pembunuhan atas imam Ali.
2. Orang-orang khawarij yang menjadi penentang kekhalifahan Ali
Bagi kaum ini, hukum manusia (hukum khalifah) adalah haram dan kafir. Bagi mereka, tidak ada hukum selain hukum Allah SWT. Sebagian besar ulama berpendapat bahwa meskipun gagasan nya benar, namun khawarij memahami nya secara salah dan membabi buta. Sebab, bagaimanapun juga pemimpin mendapatkan peran penting dalam keislaman.
Bahkan, Rasulullah SAW melakukan nya dengan menjadi pemimpin bagi umat Islam. Dalah hadits-hadits yang shahih, Rasulullah SAW juga selalu menekankan penring nya bagi umat untuk memilih seorang pemimpin di antara mereka.
Penolakan terhadap hukum manusia inilah yang menjadikan kaum Khawarij sebagai aliran Islam garis keras sehingga Imam Ali pun memerangi mereka. Banyak yang percaya bahwa pemimpin khawarij-lah yang mengirimkan Adurrahman bin Muljam untuk membunuh Imam Ali.
3. Orang-orang Muawiyah
Kelompok ini adalah mereka yang kecewa karena pemerintahan Imam Ali tidak melakukan apa-apa (tidak menghukum) orang-orang yangtelah membunuh Utsman bin Affan. Oleh karena itu, mereka memberontak dan tidak mengakui kepemimpinan Ali. Mereka pun membentuk kekhalifahan sendiri.
Belum ada Komentar untuk "Skandal pembunuhan Khalifah Ali bin Abi Thalib"
Posting Komentar