Demokrasi dalam islam, bertentangan kah? Apa sikap yang harus kita ambil?
Demokrasi adalah proses dalam pemilihan pemimpin berdasarkan suara terbanyak, jadi siapapun orang nya, bagaimana pun karakter dan akhlak nya, jika dia memiliki suara terbanyak, maka dia lah yang akan menjadi pemimpin.
Kelemahan dari sistem demokrasi ini adalah semua orang memiliki nilai yang sama, baik itu ulama, pejabat, menteri, guru, atau orang yang biasa saja, semua suara nya akan terhitung 1. Jadi dalam demokrasi, manusia yang berilmu dan tidak berilmu disamakan derajat nya, ini lah salah satu kelemahan dari sistem demokrasi.
Demokrasi memang bukan sistem dari Islam, tapi karena kebetulan negara kita menganut sistem demokrasi, apakah orang Islam tidak diperbolehkan untuk mengikutinya?
Jika sistem tersebut dapat menghadirkan maslahat atau kebaikan nilai-nilai Islam, maka kita lebih baik untuk mengikuti nya, jadikan demokrasi ini sebagai sarana untuk mengambil alih kepemimpinan agar bisa lebih menyebarkan syariat-syariat Islam.
Bolehkah kita jika tidak memilih? atau yang lebih dikenal dengan sebutan golput? Ya boleh-boleh saja, itu adalah hak anda, tapi yang jadi masalah adalah ketika kamu tidak memilih, ada banyak orang liberal diluar sana yang ikut memilih, ada banyak orang kafir yang ikut memilih, ada banyak orang LGBT yang ikut memilih, maka yang terjadi adalah ketika kamu tidak memilih atau orang-orang baik tidak ikut memilih, maka yang akan terpilih sebagai pemimpin adalah orang yang dipilih oleh kaum-kaum LGBT, liberal, dan kafir.
Apa yang akan terjadi jika orang yang tidak baik menjadi pemimpin? Maka akan membuat kebijakan-kebijakan yang tidak baik pula, atau bahkan bisa saja membuat kebijakan yang tidak sesuai dengan syariat Islam.
Sementara didalam Islam kita diwajibkan untuk mentaati pemimpin, apa jadi nya jika kita mentaati pemimpin yang buruk? Maka jadikanlah demokrasi sebagai sarana untuk menciptakan kemaslahatan.
Aneh rasanya jika kamu tidak ikut memilih, kemudian pemimpin buruklah yang terpilih, tetapi kamu wajib untuk mentaati pemimpin nya.
Bahkan erdogan sendiri bilang bahwa demokrasi itu adalah sampah, senjata yang dibuat oleh orang-orang kafir barat, virus yang ditularkan secara paksa oleh orang-orang barat, tetapi erdogan memanfaatkan sistem tersebut untuk mengambil alih hak-hak Islam. Dan sekarang coba lihatlah turki di bawah kepemimpinan Erdogan, ekonomi nya meroket, nilai-nilai islam kembali dikuatkan, pemerintahan nya tidak lagi sekuler, dan sekarang Turki sedang dalam masa kejayaan nya.
Bagi saya pribadi demokrasi itu memang bertentangan dengan segala syariat Islam, tapi bukan berarti kita meninggalkan nya, karena kalau kita meninggalkan nya maka pucuk-pucuk kepemimpinan akan diisi oleh orang-orang di luar Islam, oleh karena nya gunakanlah sistem ini untuk mengambil alih kepemimpinan serta untuk mengembalikan hak-hak orang Islam.
Landasan Islam adalah alquran, sementara landasan demokrasi adalah aturan yang dibuat oleh seseorang, jika Islam berbicara tentang kebenaran, maka demokrasi berbicara tentang kebanyakan.
Jadi dengan demokrasi, jika suatu negara ada banyak pelacur nya, maka pasti presiden yang terpilih adalah seorang pelacur juga, jika suatu negeri masyarakat nya berpemahaman sekuler maka pasti pemimpin nya juga berpemahaman sekuler, karena didalam demokrasi yang terpilih pasti nya adalah suara terbanyak.
Hukum dalam demokrasi bisa dibeli dan dipertanyakan, tetapi hukum dalam Islam pasti tegas dan menguntungkan.
Didalam demokrasi semua orang bisa mencalonkan diri sebagai pemimpin, sementara dalam Islam hanya orang-orang berkualitas yang diperbolehkan menjadi pemimpin dan dipilih pula oleh orang-orang yang berkualitas.
Demokrasi memang bertentangan dengan syariat Islam, tetapi mengunakan nya untuk memenangkan hak-hak umat Islam menjadi masalah khilafiyah, ketika suatu masalah menjadi khilafiyah, maka hukum nya menjadi luas. Jadi bersikap bijaklah dalam memahami demokrasi, jika saat ini satu-satu nya cara untuk mengambil alih kepemimpian hanya dengan demokrasi, maka manfaatkanlah sistem tersebut.
Kelemahan dari sistem demokrasi ini adalah semua orang memiliki nilai yang sama, baik itu ulama, pejabat, menteri, guru, atau orang yang biasa saja, semua suara nya akan terhitung 1. Jadi dalam demokrasi, manusia yang berilmu dan tidak berilmu disamakan derajat nya, ini lah salah satu kelemahan dari sistem demokrasi.
Demokrasi memang bukan sistem dari Islam, tapi karena kebetulan negara kita menganut sistem demokrasi, apakah orang Islam tidak diperbolehkan untuk mengikutinya?
Jika sistem tersebut dapat menghadirkan maslahat atau kebaikan nilai-nilai Islam, maka kita lebih baik untuk mengikuti nya, jadikan demokrasi ini sebagai sarana untuk mengambil alih kepemimpinan agar bisa lebih menyebarkan syariat-syariat Islam.
Apa yang terjadi jika kita tidak memilih?
Bolehkah kita jika tidak memilih? atau yang lebih dikenal dengan sebutan golput? Ya boleh-boleh saja, itu adalah hak anda, tapi yang jadi masalah adalah ketika kamu tidak memilih, ada banyak orang liberal diluar sana yang ikut memilih, ada banyak orang kafir yang ikut memilih, ada banyak orang LGBT yang ikut memilih, maka yang terjadi adalah ketika kamu tidak memilih atau orang-orang baik tidak ikut memilih, maka yang akan terpilih sebagai pemimpin adalah orang yang dipilih oleh kaum-kaum LGBT, liberal, dan kafir.
Apa yang akan terjadi jika orang yang tidak baik menjadi pemimpin? Maka akan membuat kebijakan-kebijakan yang tidak baik pula, atau bahkan bisa saja membuat kebijakan yang tidak sesuai dengan syariat Islam.
Sementara didalam Islam kita diwajibkan untuk mentaati pemimpin, apa jadi nya jika kita mentaati pemimpin yang buruk? Maka jadikanlah demokrasi sebagai sarana untuk menciptakan kemaslahatan.
Aneh rasanya jika kamu tidak ikut memilih, kemudian pemimpin buruklah yang terpilih, tetapi kamu wajib untuk mentaati pemimpin nya.
Demokrasi hanyalah sarana
Bahkan erdogan sendiri bilang bahwa demokrasi itu adalah sampah, senjata yang dibuat oleh orang-orang kafir barat, virus yang ditularkan secara paksa oleh orang-orang barat, tetapi erdogan memanfaatkan sistem tersebut untuk mengambil alih hak-hak Islam. Dan sekarang coba lihatlah turki di bawah kepemimpinan Erdogan, ekonomi nya meroket, nilai-nilai islam kembali dikuatkan, pemerintahan nya tidak lagi sekuler, dan sekarang Turki sedang dalam masa kejayaan nya.
Bagi saya pribadi demokrasi itu memang bertentangan dengan segala syariat Islam, tapi bukan berarti kita meninggalkan nya, karena kalau kita meninggalkan nya maka pucuk-pucuk kepemimpinan akan diisi oleh orang-orang di luar Islam, oleh karena nya gunakanlah sistem ini untuk mengambil alih kepemimpinan serta untuk mengembalikan hak-hak orang Islam.
Perbedaan Demokrasi dan Hukum Islam
Landasan Islam adalah alquran, sementara landasan demokrasi adalah aturan yang dibuat oleh seseorang, jika Islam berbicara tentang kebenaran, maka demokrasi berbicara tentang kebanyakan.
Jadi dengan demokrasi, jika suatu negara ada banyak pelacur nya, maka pasti presiden yang terpilih adalah seorang pelacur juga, jika suatu negeri masyarakat nya berpemahaman sekuler maka pasti pemimpin nya juga berpemahaman sekuler, karena didalam demokrasi yang terpilih pasti nya adalah suara terbanyak.
Hukum dalam demokrasi bisa dibeli dan dipertanyakan, tetapi hukum dalam Islam pasti tegas dan menguntungkan.
Didalam demokrasi semua orang bisa mencalonkan diri sebagai pemimpin, sementara dalam Islam hanya orang-orang berkualitas yang diperbolehkan menjadi pemimpin dan dipilih pula oleh orang-orang yang berkualitas.
Demokrasi menjadi masalah khilafiyah
Demokrasi memang bertentangan dengan syariat Islam, tetapi mengunakan nya untuk memenangkan hak-hak umat Islam menjadi masalah khilafiyah, ketika suatu masalah menjadi khilafiyah, maka hukum nya menjadi luas. Jadi bersikap bijaklah dalam memahami demokrasi, jika saat ini satu-satu nya cara untuk mengambil alih kepemimpian hanya dengan demokrasi, maka manfaatkanlah sistem tersebut.
Belum ada Komentar untuk "Demokrasi dalam islam, bertentangan kah? Apa sikap yang harus kita ambil?"
Posting Komentar