Ambisi Elon Musk Luncurkan 42 Ribu Satelit Untuk Kuasai Internet Dunia
Elon Reeve Musk terus mengobarkan
ambisinya dalam dunia teknologi, dengan berbagai terobosan nyaris
tanpa tanding. Setelah sukses dengan proyek SpaceX, kini Musk sedang
mewujudkan impian terbarunya untuk menguasai jaringan internet secara
global. Proyek tersebut bernama Starlink.
Menjadi bagian dari program SpaceX,
Starlink merupakan proyek jaringan internet dengan mengorbitkan
sekitar 42 ribu satelit di ruang angkasa. Puluhan ribu satelit itu
akan memenuhi dan beroperasi pada orbit rendah bumi (Low Earth
Orbit). Nantinya proyek ini akan memberikan jaringan internet 5G ke
seluruh masyarakat dunia, tanpa adanya batasan.
60 Satelit Diluncurkan Setiap 2
Bulan Sekali
Proyek ini pertama kali digagas pada
tahun 2015 silam, dengan menghabiskan biaya mencapai 10 miliar dolar
Amerika. Dibutuhkan perencanaan dan uji coba selama 3 tahun, hingga
peluncuran 2 satelit pertama berhasil dilakukan pada Februari 2018.
Peluncuran selanjutnya, dilakukan dengan jumlah cukup fantastis, yakni sebanyak 60 satelit diluncurkan bersamaan pada Mei 2019 dengan menumpang roket Falcon-9 SpaceX.
Peluncuran selanjutnya, dilakukan dengan jumlah cukup fantastis, yakni sebanyak 60 satelit diluncurkan bersamaan pada Mei 2019 dengan menumpang roket Falcon-9 SpaceX.
Tercatat hingga bulan April 2020 ini,
sudah ada 422 satelit Starlink yang telah mengorbit di ruang angkasa.
Elon Musk menyatakan jika peluncuran satelit itu akan dilakukan
setiap 2 hingga 3 bulan sekali secara bersamaan sampai total
keseluruhan satelit mengorbit. Hingga akhir tahun 2020 nanti,
ditargetkan sebanyak 12 ribu satelit yang mengorbit.
Banyaknya jumlah satelit yang
diluncurkan secara sekaligus dalam waktu bersamaan itu, membuat
langit Florida dihiasi cahaya yang berbaris rapi layaknya kereta api.
Proyek Menentang Batas
Dengan konsep memberikan jaringan
internet berkecepatan tinggi untuk seluruh tempat di dunia, ini
berarti nantinya pengguna bisa mengakses internet secara bebas. Sebab
saat ini, sejumlah negara memiliki aturan-aturan tersendiri untuk
memblokir situs yang dianggap membahayakan.
Misalnya, pengguna di Cina akan bebas mengakses situs Google yang saat ini diblokir pemerintah dengan alasan untuk memajukan produk lokal yakni Baidu.
Misalnya, pengguna di Cina akan bebas mengakses situs Google yang saat ini diblokir pemerintah dengan alasan untuk memajukan produk lokal yakni Baidu.
Karena hal tersebut, proyek Starlink
diprediksi akan mengalami sejumlah kendala kedepannya. Sebab akan
memunculkan penolakan dari negara-negara yang merasa aturan mereka
dilanggar. Apalagi proyek ini juga akan membuat negara tidak bisa
memberikan kontrol atau pengawasan kepada pengguna internet di negara
mereka. Sebab, kontrol dan pengawasan itu justru akan dikuasai oleh
Starlink selaku provider internet.
Namun jika melihat perkembangan
terakhir, Starlink telah mendapat dukungan dari sejumlah lembaga
dunia yang terkait dengan teknologi. Pekan lalu, The Federal
Communication Commission (FCC), sebuah lembaga otoritas komunikasi
resmi milik Amerika, memberikan dukungannya dengan memberikan izin
penggunaan 1 juta antena yang akan digunakan pada puluhan ribu
satelit Starlink.
Penguasa Telekomunikasi di Masa
Depan
Dengan jaringan infrastruktur canggih
dan jumlah sebanyak itu, serta adanya dukungan dari sejumlah lembaga
resmi, tentunya Starlink menjadi calon penguasa tunggal jaringan
telekomunikasi dunia.
Seperti yang diketahui, Starlink menjadi satu-satunya perusahaan swasta yang menguasai teknologi ini. Sebelumnya memang ada satu kompetitor bernama OneWeb, namun sayangnya pada bulan lalu perusahaan ini diberitakan oleh Bloomberg telah mengalami kebangkrutan.
Seperti yang diketahui, Starlink menjadi satu-satunya perusahaan swasta yang menguasai teknologi ini. Sebelumnya memang ada satu kompetitor bernama OneWeb, namun sayangnya pada bulan lalu perusahaan ini diberitakan oleh Bloomberg telah mengalami kebangkrutan.
Menjadi satu-satunya perusahaan swasta
dengan jaringan telekomunikasi ini, tentunya Starlink akan dengan
mudah mendapatkan pendanaan. Mengingat keuntungan yang didapat para
investor kedepannya akan sangat cerah sekali. Apalagi, estimasi
penggunanya nanti bisa mencapai seluruh penduduk bumi.
Untuk biaya dan pengoperasiannya pun
tergolong sangat terjangkau dan mudah. Pengguna hanya perlu memasang
sebuah perangkat, dan juga antena yang diarahkan ke langit untuk
menerima sinyal dari satelit Starlink. Sementara untuk biaya, Elon
Musk mengatakan akan adanya paket internet secara gratis dan
berbayar.
Belum diketahui dengan pasti fasilitas dan fitur yang didapatkan untuk pengguna gratis. Namun yang jelas untuk biaya paket berbayar pengguna nantinya diharuskan membeli perangkat seharga sekitar Rp 1 juta sampai Rp 3 juta rupiah, dengan biaya bulanan sekitar 800 ribu per bulan.
Belum diketahui dengan pasti fasilitas dan fitur yang didapatkan untuk pengguna gratis. Namun yang jelas untuk biaya paket berbayar pengguna nantinya diharuskan membeli perangkat seharga sekitar Rp 1 juta sampai Rp 3 juta rupiah, dengan biaya bulanan sekitar 800 ribu per bulan.
Belum ada Komentar untuk "Ambisi Elon Musk Luncurkan 42 Ribu Satelit Untuk Kuasai Internet Dunia"
Posting Komentar